Minggu, 19 Desember 2010

TUNA GRAHITA

TUNA GRAHITA
A. Pengetian Tuna Grahita
Tuna grahita adalah kondisi anak yang kecerdasannya jauh di bawah rata-rata yang ditandai oleh keterbatasan intelegensi dan ketidakcakapan dalam interaksi sosial.
Anak tuna grahita sering pula disebut terbelakang mental karena keterbatasankecerdasan yang dimilikinya.
B. Karakteristik Umum Anak Tuna Grahita
1. Keterbatasan Intelegensi
Intelegensi merupakan fungsi kompleks yang dapat diartikan sebagai kemampuan untuk mempelajari informasi dan keterampilan menyesuaikan diri dengan masalah-masalah dan situasi-situasi kehidupan baru.
Anak tuna grahita memiliki kekurangan dalam semua hal tersebut. Kapasitas belajar anak tuna grahita terutama yang bersifat abstrak , kemampuan belajarnya tanpa pengertian atau membeo.


2. Keterbatasan Sosial
Anak tuna grahita juga memiliki kekurangan dalam mengurus diri sendiri di dalam masyarakat.
Anak tuna grahita memiliki ketergantungan terhadap orang tua sangat tinggi, tidak mampu memikul tanggung jawab sosial dengan bijaksana, sehingga mereka harus selalu dibimbing dan diawasi, anak tuna grahita juga cenderung melakukan sesuatu tanpa memikirkan akibatnya.
3. Keterbatasan Fungsi-Fungsi Mental Lainnya
- Anak tuna grahita memerlukan waktu lebih lamauntuk melaksanakan reaksi pada situasi yang baru dikenalnya.
- Anak tuna grahita memiliki keterbatasan dalam penguasaan bahasa karena pusat pengolahan (perbendaharaan kata) kurang berfunsi sebagaimana mestinya.
- Anak tuna grahita kurang mampu mempertimbankan sesuatu. Kurnag mampu membedakan yang baik dan buruk, yang benar dan salah.
C. Klasifikasi Anak Tuna Grahita
1. Tuna grahita ringan
Tunagrahita ringan disebut juga moron atau debil. Memiliki IQ antara 68-52 (menurut binet) dan 69-55 (menurut skala Weshcler). Mereka masih dapat belajar membaca, menulis, dan berhitung secara sederhana.
Anak tunagrahita ringan masih dapat dididik menjadi tanaga kerja semi-skilled, seperti pertanian, pekerjaan rumah tangga, laundry, dll.
Namun demikian, anak tuna grahita ringan tidak dapat melakukan penyasuaian sosial secara independen.
Pada umumnya anak tuna grahita ringan tidak mengalami gangguan fisik.


2. Tuna Grahita Sedang
Tuna grahita sedang disebut juga imbesil. Memiliki IQ antara 51-36 (menurut binet) dan 54-40 (menurut Weshcler). Mereka dapat dididik untuk mensgurus diri sendiri dan melindungi diri dari bahaya seperti menghindar dari kebakaran, berjalan di jalan raya, berlindung dari hujan, dll.
Anak tuna grahita sedang sangat susah bahkan tidak dapat belajar secara akademik.
3. Tuna Grahita Berat
Tuna grahita berat (profound), memiliki IQ dibawah 19 menurut skala Binet dan dibawah 24 menurut skala Weshcler.
Anak tuna grahita berat memerlukan bantuan perawatan secara total sepanjang hidupnya.

0 komentar:

Posting Komentar